20, 21

Mutiara Ramadhanty
4 min readJan 12, 2021

--

“Too often, the thing you want most is the one thing you can’t have” — Meredith Grey, Grey’s Anatomy

17 Desember 2002, aku tepat berusia 3 tahun. Itu hal yang aku tau dari foto di sebuah album yang setiap aku buka, aku selalu berdoa ke Yang Maha Kuasa supaya Ia berkenan memberikan kembali rasa bahagia yang tampak dari situ, dan supaya Ia berkenan memberikan aku kesempatan untuk mengingat apa sebab dari tawa semua orang di foto itu.

Satu foto yang membuat aku sadar, aku dari dulu gak pernah berubah sepertinya. Terlihat sangat semangat membuka kado-kado dari tamu yang datang, padahal tamunya masih ada di depan mata lagi makan black forest yang baru aja dipotong oleh dua tangan sedarah, aku dan Mama.

Aku yakin, tahun-tahun selanjutnya, perayaan tahunan itu selalu dibuat indah oleh dua orang yang tidak pernah tidak berusaha untuk membahagiakan buah hati pertamanya ini. Rasanya masih selalu sama, selalu indah, terlebih kalau lokasinya di dalam suatu rumah di Angkasa Indah, Jayapura. Rasa aman, rasa hangat, dan rasa lengkap.

Beranjak dewasa, ternyata ada jarak yang ingin dan harus hadir di antara kita, untuk ikut menciptakan momen, rasa, dan memberikan pelajaran baru untuk kita. Berada di ‘rumah’ yang jaraknya beribu kilometer, terkadang rasanya terlalu sulit. Perayaan tahunan itu juga akhirnya tidak lagi selalu lengkap.

Saat umur sudah memasuki remaja, orang-orang berarti itu bukan lagi hanya Papa, Mama, dan Dinda. Tapi sudah ada orang-orang lain yang Tuhan beri aku kesempatan untuk bisa sama-sama berjalan di suatu masa. Orang-orang yang Tuhan kasih untuk melengkapi perayaan yang sangat aku senangi itu agar aku merasa kembali lengkap.

Tumbuh dengan merasa selalu senang, merasa selalu mendapatkan apa yang aku inginkan, adalah hal yang sangat aku syukuri. Tapi, hidup tidak selalu begitu, kan? Di masa remaja, aku mulai sadar dan paham kalau tidak semua orang bisa mewujudkan apa yang aku inginkan.

Sedikit cerita, di ulang tahunku ke-14, seperti biasa aku ingin semua orang menjadikan hari itu sebagai hariku, tidak boleh ada orang lain yang diberikan perhatian lebih dari yang aku dapat. Dan di hari itu, ternyata aku jadi orang terakhir yang ditemui oleh teman-temanku setelah mereka hangout tanpa aku. Rasanya lucu dan malu ya kalau diingat kok bisa-bisanya hal seperti itu bikin uring-uringan sepekan.

Setiap kejadian dalam hidup, pasti ada pelajarannya. Dari cerita tadi, aku belajar kalau berharap dan menginginkan sesuatu dengan berlebihan, bisa bikin bukan siapa-siapa sakit, tapi aku.

Waktu berjalan… hingga tiba aku kembali merasakan harap. Harap di ulang tahunku yang ke-21 kemarin, di tahun 2020, aku bisa merasakan kebahagiaan yang ingin aku dapatkan dari kata “selamat” atau doa orang yang hadir setidaknya sekali sehari di pikiran. Bukannya aku tidak berusaha untuk tidak berharap, tapi ternyata terlalu sulit.

Hingga hari itu pun tiba, 17 Desember 2020, harapan itu tidak terwujud.

Bohong kalau aku bilang rasanya biasa saja, atau kalau aku menyebut “gak papa..” karena toh itu adalah hal yang sebenarnya sudah aku bayangkan akan terjadi dari bahkan satu atau dua bulan sebelumnya. It hurts. A lot.

Seperti kata karakter favorit aku, yang sudah aku kutip di atas, memang seringnya yang paling diharaplah yang paling mudah pupus, yang paling diharaplah yang tidak bisa kita dapatkan.

Dan sekarang adalah saat yang tepat untuk mengulang, “setiap kejadian dalam hidup, pasti ada pelajarannya”. Sekarang sudah dewasa, harus punya hati yang besar, untuk tidak menyalahkan orang lain. Salah siapa terus-terusan berharap?

Tadi sudah cerita tentang sedihnya, mari tidak usah berlama-lama dalam kesedihan itu. Life goes on and we have to move on. Walaupun sedihnya besar, tapi sedihnya cuma satu. Kebahagiaannya? Ada banyak!

Dari pagi-pagi didatangi oleh seorang teman membawakan karton berisi meja belajar untuk menggantikan meja belajarku yang sudah harus dipukul-pukul dulu supaya menjadi layak pakai,

Dilanjutkan dengan datangnya tiga orang teman yang mengetuk pintu kamar dan memberikan sling case hp yang sangat lucu,

Didatangi Mama dan Dinda jauh-jauh dari Pontianak, dan waktu ditanya alasannya apa, jawabannya adalah “Mama pengen ketemu anak mama lagi ulang tahun”,

Dibuatkan sebuah tulisan dari seorang teman yang saat dibaca membawa haru,

Besoknya pun masih menerima hadiah satu dus minuman favorit, apa lagi kalau bukan teh kotak, dan satu kotak kecil berisi dua eau de perfume,

Malam harinya mendengarkan nyanyian seorang teman yang katanya spesial ia nyanyikan untuk aku,

Beberapa hari setelah itu pun, menerima roti bakar dan kopi dari teman yang lain,

Bahkan berminggu-minggu setelahnya, aku masih mendapatkan paket yang datang ke kamar berisi strap mask menggemaskan,

Dan sampai di hari ini.. masih ada teman yang mengontak karena ingin mengirimkan hadiah, katanya.

Ternyata, kalau dihitung-hitung, hal baik selalu datang lebih banyak dari hal yang tidak baik. Ternyata, hal baik selalu ada kalau aku tidak terlalu berharap dan menuntut. Dan ternyata, hal baik selalu ada kalau aku bersyukur.

Terima kasih, ya Allah. Semoga di tahun yang baru ini, aku bisa menjadi orang yang selalu ingat padaMu, dan tidak pernah meragukan segala yang Engkau rencanakan untukku. Semoga Engkau selalu memberikan kebahagiaan kepada aku, Mama, Papa, Dinda, teman-temanku, semua yang membaca tulisan ini, dan semua nama yang Engkau tau ada di dalam doaku. Aamiin.

--

--